Buat Remaja. Inilah Pendapat Ulama Tentang Asmara Subuh Bulan Ramadan, Masihkah Kalian Asik dengan Asmara Subuh
Ramadhan penuh berkah memiliki tradisi unik tersendiri bagi orang indonesia khususnya kaum remaja. Mereka menyempatkan diri untuk mengisi waktu luang selepas sahur dan sholat subuh. Biasanya mereka sekedar jalan bareng bersama teman maupun dengan teman lawan jenisnya. Bahkan menjalin cinta diantara mereka. Tradisi ini sering disebut dengan Asmara Subuh.
Pakar sejarah UIN Jakarta, Muhammad Arif mengatakan tradisi ini bermula dari para remaja yang bermaksud mencari kearifan dari alam namun semakin mengikuti zaman tradisi itu kerap mengarah negatif. Sebab, saat ini banyak faktor negatif yang mempengaruhi asmara subuh ini.
Menurut Arif, asal muasal tradisi ini ada dan berkembang di beberapa tempat lantaran para remaja tersebut ingin menemukan jati diri atau karakter mereka. Semisal dengan mencari teman, berkumpul dengan teman lainnya sehingga membentuk proses individualisasi mereka.
"Faktor psikologis lah yang mempengaruhi mereka, namanya remaja ingin tahu segala hal. Biasanya mereka ini mulai dari SMP hingga SMA. Sehingga perkumpulan mereka ini menjadi daya tarik bagi temannya juga, makalah berkembang fenomena ini," jelas dia.
Dia mengimbau, semua pihak dapat turut andil dalam menentukan arah jati diri para remaja ini. Jangan sampai asmara subuh menjadi tempat bagi remaja menuju kesesatan. "Baik dari keluarga, sekolah dan masyarakat harus berperan aktif dan mempunyai kesadaran kolektif secara bersinergi agar nantinya remaja tersebut dapat diarahkan," ungkapnya.
Di sisi lain, faktor pendidikan juga amat penting. Arif menyarankan untuk menggunakan konsep revitalisasi pusat pendidikan. Di mana melalui konsep ini, para remaja di intensifikasi secara maksimal. "Dengan acara seminar, itu juga salah satu contohnya sehingga dapat mengkaji asmara subuh ini baik secara unformal, formal dan sekitar," ujar dia.
Bagaimana Menurut MUI ?
Asmara Subuh yang dilakukan oleh muda mudi ini sering kali membuat kalangan ulama gerah. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun mengeluarkan fatwa bahwa kegiatan asmara subuh yang biasa dilakukan oleh muda mudi adalah perilaku haram. Sebab, menurut MUI, tak sedikitpun kegiatan asmara Subuh membawa keuntungan bagi yang melakukan dan orang lain sesuai ketentuan ajaran Islam.
Ustaz Abdul Ghofar mengamini fatwa tersebut. Menurut dia, kegiatan asmara Subuh bisa dikategorikan sebagai sebuah budaya menyimpang masyarakat. Bahkan menurut dia, tidak menutup kemungkinan, asmara subuh itu melanggar ketentuan dan syariat Islam.
"Kegiatan jalan pagi muda-mudi setelah salat subuh itu dikatakan menyimpang karena bercampur baurnya laki-laki dan perempuan yang jelas-jelas bukan muhrim," kata Ghofar. Biasanya para anak muda yang melakukan asmara Subuh justru orang-orang yang tidak paham dengan ajaran agama. Atau lebih tepatnya, mereka yang kurang iman. Sebab, kata Ghofar, asmara subuh pada akhirnya akan menjadi perilaku yang bertentangan dengan ajaran agama.
Dengan tegas dia mengatakan, bahwa asmara Subuh jelas membatalkan hukum puasa jika para pelakunya sudah mencapai pelampiasan nafsu seksual.
"Akhirnya apa yang dilakukan itu menjadi bertentangan dengan koridor bulan Ramadan yang suci. Kita ketahui, di tengah-tengah asmara subuh itu bukan hal yang mustahil menyebabkan terjadinya interaksi seksual. Artinya, yang mengikuti asmara Subuh tidak bisa lagi menjaga nafsu syahwatnya," jelas pria berusia 67 tahun itu.
Ghofar menambahkan, asmara subuh tidak hanya membuat rugi para pria dan wanita yang lakukan dosa besar. Terkadang, dalam budaya penyakit masyarakat itu juga dilakukan dengan perilaku berbuat onar dan mengganggu kenyamanan dan keamanan orang lain.
Oleh sebab itu, dia mengimbau kepada seluruh orang tua agar memberikan pemahaman sebaik-baiknya kepada anak agar tidak menyimpang dari ajaran agama. "Peran orangtua dan ulama sangat penting di sini," tandasnya.
"Selain itu juga, peran ulama dan para guru pun sangat dibutuhkan. Dan akan lebih maksimal lagi, apabila sosialisasi bahwa asmara Subuh itu haram dilakukan secara intensif dan terus menerus. Supaya pada bulan-bulan puasa selanjutnya tidak ada lagi yang namanya asmara Subuh," lanjutnya.
Ghofar menambahkan, untuk mengisi waktu liburan sekolah anak-anak. Lebih baik waktu subuh digunakan dengan melakukan tadarus ataupun kuliah subuh.
"Tradisi ini memang sudah ada sejak dulu, namun faktanya banyak anak muda yang menyimpang karena di bulan suci justru mereka menciptakan bibit nafsu syahwat dalam dirinya. Banyak muda-mudi yang saling bergandengan tangan sambil jalan-jalan dan itu salah satu faktor pemicu timbulnya nafsu syahwat yang jelas-jelas kita harus menahan hawa nafsu di bulan ramdhan ini. Benar memang apa kata Bapak Ghofar, lebih baik waktu setelah subuh diisi dengan tadarus ataupun kuliah subuh.
Itu lebih bermanfaat dan bisa dihitung sebagai tiket masuk surga-Nya, karena segala amal dan kebaikkan di bulan ramadhan nilainya lebih baik dari bulan-bulan yang lain bahkan lebih dari seribu bulan. Semoga kita mampu memaksimalkan diri kita di bulan yang penuh berkah ini dan selalu mengikuti jalan-Nya. Selamat menunaikan ibadah puasa ramadhan."
Demikianlah sahabat mengenai asmara subuh semoga bermanfaat bagi sahabat semua. Jazakallah
Post Comment