[portalpiyungan.info] Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Kolonel Gig Jonais Mozes Sipasulta membenarkan kabar mengenai penurunan bendera negara RRC yang dikibarkan menyalahi aturan. Penurunan bendera pun dilakukan di sela acara peletakan batu pertama proyek smelter PT Wanatiara Persada di Pulau Obi, Halmahera, Maluku Utara, Jumat, 25 November 2016.
"PT Wanatiara Persada bertanggung jawab dengan meminta maaf atas pengibaran bendera RRC tersebut," kata Gig, seperti dirilis Tempo, Sabtu, 26 November 2016.
Dari kabar yang tersebar secara berantai, sempat terjadi ketegangan antara warga Pulau Obi dan sejumlah karyawan smelter. Para karyawan diketahui bermaksud menurunkan sendiri bendera tersebut.
Terkait dengan hal ini, Gig mengatakan penurunan bendera dilakukan lewat kesepakatan antara pihak PT Wanatiara Persada dan aparat keamanan, yang terdiri atas anggota TNI dan Polri wilayah tersebut.
"Penurunan berjalan aman," sebut Gig.
Keberanian PT Wanatiara Persada dan mungkin beberapa perusahaan PMA lainnya mengibarkan bendera RRC seringkali luput dari perhatian aparat.
Aparat kepolisian akhir-akhir ini disibukkan dengan tudingan makar yang diduga akan dilakukan oleh umat Islam dalam aksi damai tanggal 2 Desember 2016 mendatang.
Dalam kenyataannya, tindakan melawan hukum yang nyata, justru ditunjukkan oleh investor asing di tempat yang tak terperhatikan.
Sudah saatnya Polri memperbaiki kinerja intelijen mereka.
Post Comment