-->

Jumat, 25 November 2016

"Kenapa Allah Tidak Mengirim Semacam Burung Ababil Untuk Menghancurkan Israel?"


Oleh: Ustadz Zulfi Akmal
(Mhs S3 Al-Azhar Cairo)

Waktu mengisi pengajian di sebuah pengajian di tanah air salah seorang jama'ah bertanya: "Kenapa Allah tidak mengirim semacam burung ababil kepada Israel yang begitu zalimnya sebagaimana Allah menghancurkan tentara bergajah?"

Saya amat kerepotan bagaimana menjelaskan hal itu kepada seorang bapak yang sangat sederhana. Entah paham beliau dengan penjelasan saya atau malah semakin pusing. Yang jelas ketika itu beliau mengangguk-angguk seolah-olah paham. Apakah beliau paham betulan atau hanya sekedar menyenangkan hati saya.

Agama Allah ini disampaikan bukan dengan cara mu'jizat, tanpa usaha apa-apa. Dakwah Islam tersebar bukan dengan menunggu keajaiban turun dari langit. Tiba-tiba orang beriman dan yang kafir langsung hancur lebur. Bukan, bukan demikian.

Dia sampai kepada umat manusia dengan kesungguhan dan usaha manusiawi (juhud basyari). Karena di sanalah bisa dinilai siapa yang berjuang dan yang berpangku tangan, siapa yang mendukung dan siapa yang menentang, siapa yang mau mengimani dan siapa yang mendustakan, akhirnya siapa yang berhak mendapatkan pahala dan siapa yang harus mendekam di dalam neraka.

??????? ?????? ????????? ????????????? ?????????????? ????????? ???????? ?????????? ?????? ?????????? ??????????

"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (QS Al-Mulk: 2)

Ternyata pada hari ini Allah memperlihatkan kekuasaan-Nya. Apa yang diinginkan bapak itu terjadi dengan nyata. Kebakaran hebat melanda wilayah Palestina yang dirampas Israel. Negara yang didirikan di atas kesombongan dan kezaliman itu sekarang mengemis minta bantuan negara sekitarnya untuk memadamkan si jago merah yang tidak bisa dijinakkan. Hanya segitu kehebatan yang dimiliki bangsa yang berani menentang Allah.

Allah tidak menurunkan ababil. Tapi yang tidak kalah dengan kehebatan ababil lagi mengamuk, memperlihatkan murka yang menciptakannya.

Sekali-sekali Allah memperlihatkan kepada kita kemaha kuasaannya secara langsung, tanpa perantaraan campur tangan manusia. Ketika orang mukmin tidak sanggup lagi membendung kezaliman musuhnya atau di saat tidak adanya yang peduli untuk berjuang memuliakan agama-Nya.

Barangkali inilah yang diinginkan oleh orang yang mengatakan: "Agama Allah tidak perlu dibela" atau "Allah tidak butuh pembelaan, biar Allah membela diri-Nya sendiri", dan kalimat semacamnya yang sebenarnya bertujuan untuk melemahkan kejiwaan hamba-hamba Allah yang berjuang di jalan-Nya.

Sehebat apapun kuasa Allah di depan mata, hati-hati yang dipenuhi penyakit tetap akan mengingkari itu semua. Dalih "Ini fenomena alam biasa. Apa hubungannya dengan Tuhan? Tidak ada sangkut pautnya dengan dosa", dan ungkapan sejenisnya akan muncul dari mulut orang yang tidak ada iman.

Sementara bagi orang yang beriman:

????? ??? ??????? ?????????? ?????? ????? ???? ?????? ???? ??????? ????????? ?????? ???????

"Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya". (Qaf: 37)

Ustadz Amri Fatmi dalam statusnya mengatakan: Perlu diingat, tragedy kebakaran ini terjadi setelah parlemen Israel melarang azan berkumandang dari masjid-mesjid di Jarussalem. Entahlah apakah ada hubungan antara pelarangan azan itu dengan kebakaran api yang mengepung Israel? Yang pasti Imam Nawawi dalam kitab Al-Azkar menyebutkan hadits Nabi yang bermakna "Jika kalian melihat kebakaran, maka bertakbirlah (baca Allahu Akbar) karena takbir akan memadamkannya." Mereka Yahudi telah memadamkan takbir, maka yang menyala adalah api...

Allah Maha Kuasa untuk menunjukkan kehebatan-Nya secara langsung. Cuma tidak ada nilai tambah bagi kita hamba-Nya di saat melihat kekuasaan-Nya itu, kecuali bagi hamba-hamba yang ikut andil dari sebelumnya dalam meninggikan kalimat Allah.

Semoga menjadi pelajaran bagi orang yang berada di ujung dunia sana, yang berada jauh dari bumi Palestina. Jangan sampai ada lagi pikiran untuk memadamkan atau meredupkan cahaya agama Allah dengan mempermasalahkan suara azan dan membatasi bunyi mic di mesjid-mesjid.***


Previous
Next Post »

Post Comment