Dalam beberapa hari terakhir dunia kembali dihebohkan dengan beredar foto-foto pembantaian kaum Muslim oleh militer kafirun Myanmar. Para militer tersebut dengan cara kejam memukul, menembaki, membantai kaum Muslim Rohingya.
Sampai saat ini belum diketahui jumlah korban yang berjatuhan.
Kaum Muslim di Rohingya Myanmar dianggap seperti orang asing dan harus dibumi hanguskan, padahal mereka hidup berdampingan dengan masyarakat non Muslim lain di beberapa wilayah Myanmar yang banyak menganut kepercayaan Budha.
Seorang Muslim Rohingya Sedang Menangis |
Terkait aksi Genosida ini menurut berita yang kami peroleh dari Republika, militer Myanmar mendapat dukungan penuh dari mayoritas penganut Budha.
Dilansir dari Republika, Pengamat Politik Myanmar dari Universitas Deakin Australia, Anthony Ware mengatakan, terdapat dukungan kuat dari kelompok mayoritas Budha di Myanmar untuk melakukan aksi-aksi anti-Rohingya. Aksi tersebut dipimpin oleh para biksu Budha ultra nasionalis.
"Di Myanmar Muslim sering dianggap sebagai nasionalisme padahal Muslim itu penganut agama, bukan bangsa tertentu. Orang-orang Budha di Myanmar menilai Muslim sebagai ancaman bagi keamanan nasional dan ancaman bagi agama Budha," katanya dilansir CNN, Jumat, (18/11).
Sebelumnya, militer juga sering melakukan kekerasan dan pemerkosaan terhadap tentara anak-anak. Kelompok HAM telah mendokumentasikan kejahatan militer Myanmar sejak lama. Terutama kejahatan terhadap etnis minoritas di Rakhine dan Kachin. "Saat ini Rakhine berada dibawah kendali militer. Penduduk Rakhine tak bisa berbuat apa-apa," ujar Ware.
Pendiri Fortify Rights di Bangkok, Matthew Smith mengatakan, militer Myanmar saat ini sedang melakukan genosida terhadap suku Rohingya. Mereka melakukan segala cara untuk memusnahkan suku Rohingya dari muka bumi.
Militer Myanmar, ujar Smith, sedang memusnahkan umat Muslim di Rakhine. Mereka sedang melakukan kejahatan internasional.
"Kami telah mendokumentasikan bagaimana pemerintah di Rakhine berencana menghancurkan rumah-rumah suku Rohingya sebelum terjadinya kerusuhan Oktober lalu. Dokumen itu menunjukkan bagaimana strategi mereka menghancurkan Muslim Rohingya," katanya.
Sedangkan dari beberapa laporan lain menyebutkan, usaha kaum Muslim kabur ke daerah Bangladesh juga mengalami kegagalan.
Tampak Militer Sedang Membakar Rumah-Rumah Penduduk Muslim |
Dilansir dari situs Merdeka, Militer Bangladesh menyebutkan, sejumlah orang dari Rohingya kabur ke wilayah mereka. Hal ini disebabkan oleh bentrokan yang terus terjadi antara militer Myanmar dengan muslim Rohingya.
Beberapa penduduk Rohingya yang berusaha kabur melewati Sungai Naaf ditembak oleh militer Myanmar. Tak hanya sampai di sana, kapal mereka juga didorong kembali penjaga perbatasan Bangladesh.
Dikutip dari Aljazeera, Jumat (19/11), sedikitnya sudah 130 orang tewas dalam kekerasan yang terjadi beberapa pekan terakhir di Myanmar.
Bentrokan paling parah terjadi di Rakhine yang menyebabkan ratusan orang tewas. Pertempuran ini terekspos setelah tujuh bulan sebelumnya Aung San Suu Kyi dinobatkan sebagai pemenang Penghargaan Nobel Perdamaian.
Tentara Myanmar sudah dikerahkan menjaga sepanjang perbatasan Burma dengan Bangladesh, usai serangan terkoordinasi pada tiga pos perbatasan pada 9 Oktober lalu yang menewaskan sembilan polisi.
Para muslim Myanmar ini telah dikurung di distrik yang jauh dari kota. Mereka dilarang keluar untuk bekerja.
Sementara, itu dalam tujuh hari terakhir militer Myanmar telah mengintensifkan operasi di sekitar dengan menggunakan helikopter. Puluhan orang tewas saat operasi ini berlangsung.
"Kira-kira sekitar 500 Rohingya sudah melarikan diri dari Myanmar sejak bentrokan Oktober lalu," ujar sumber pekerja bantuan di sana.
Post Comment