[portalpiyungan.info] Tuduhan yang dilontarkan oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian soal akan adanya makar pada pelaksanaan Aksi Demo Damai III yang akan dilaksanakan pada tanggal 2 Desember 2016 nanti (212) cukup membuat netizen bertanya-tanya.
Walaupun sudah didesak oleh media siapanyang dimaksud akan melakukan makar, namun oleh Tito justru mengarahkan agar para penanya dari jurnalis untuk mencari tahu sendiri dengan cara browsing ke internet melalui mesin pencari raksasa Google.
�Isu makar baca saja di Google, siapa yang akan menjatuhkan pemerintah dan siapa yang akan menjatuhkan Jokowi, nah itulah dia,� ujar Tito kepada awak media menjawab pertanyaan tersebut.
Namun berbeda dengan pernyataan dari Menteri Pertahanan dan Keamanan Ryamizard Ryacudu yang mengatakan jika baik dirinya maupun dari laporan intelejennya tidak ada sama sekali akan terjadinya makar, seperti yang dituduhkan oleh Kapolri.
Berbeda dengan pengacara Ridwan Hanafi yang melaporkan salah satu aktivis Sri Bintang Pamungkas yang dianggapnya akan melakukan penghasutan untuk menjatuhkan pemerintah yang sah.
Netizen menganggap jika salah satu yang menjadi penyebab ucapan Kapolri jika ingin mengetahui soal akan adanya makar, dikarenakan polling yang dilakukan oleh salah satu pendukung Ahok yang dikenal dari garis keras, @emerson_yuntho.
Emerson membuat polling pada tanggal 21 November 2016 lalu, dengan jumlah voting yang masuk sebanyak 886 suara (dari jumlah followernya sebanyak 31 ribu) memilih jika aksi Demo Damai III nanti tergolong aksi Makar.
�Sebenarnya polling yang dibuat oleh Emerson justru membuat takut masyarakat, seakan-akan dia tahu akan terjadi makar, sumbernya darimana?� ujar Darwis salah satu tokoh Muda Maluku Utara di Jakarta.Menurutmu kamu rencana Aksi 2 Desember 2016 (212) tergolong Aksi apa?� Emerson (@emerson_yuntho) November 21, 2016
Darwis mengatakan demikian, karena dari salah satu pilihan jawaban yang diberikan, tertulis makar, yang artinya Emerson tahu jika akan ada makar, dan itu artinya, Emerson memiliki jaringan intelejen jika memang akan ada makar.
Darwis justru berharap agar pihak Kepolisian mau memanggil Emerson terkait dengan polingnya yang justru meresahkan masyarakat, dikarenakan dari 886 voting yang masuk, sebanyak 62 persen percaya hasil �intelejen� Emerson akan adanya makar, sementara 28 persen percaya jika aksi tersebut karena persoalan pilkada, dan 9 persen percaya karena masalah agama.
�Logika sajalah, jika memang Emerson tidak tahu soal benar ada dan tidaknya makar, maka tidak pantaslah dia berikan pilihan jawaban akan adanya makar, karena dia bisa memberikan pilihan jawaban lain,� pungkas Darwis dengan nada tinggi.
Darwis malah ikut mencurigai jika hasil poling tersebut ikut �dibawa� kepada Kapolri untuk mempengaruhi kepercayaan Kapolri, hingga mengucapkan akan adanya makar.
�Bisa saja, karena selama ini pihak Ahok dan pendukungnya dengan Kapolri oleh masyarakat dianggap memiliki kedekatan hubungan,� ujar Darwis sambil mengatakan sekali lagi, agar Kepolisian mau memanggil Emerson untuk dimintai keterangan.
Sumber: pembawaberita
Post Comment